Lahomi, Camat Ulu Moro'ö Kabupaten Nias Barat Yosefo Laia dengan tegas menolak sebagian wilayah Kecamatan Ulu Moro'ö ditetapkan sebagai wilayah kawasan hutan lindung.
Menurut Yosefo, penetapan wilayah Ulu Moro'ö sebagai kawasan hutan lindung tidak dapat diterima oleh dirinya sebagai pimpinan kecamatan juga masyarakat di kecamatan Ulu Moro'ö karena ratusan tahun yang lalu, masyarakat Ulu Moro'ö sudah mendiami bahkan mencari nafkah dibidang pertanian di wilayah tersebut.
Hal ini disampaikan Yosefo pada saat mengikuti rapat penyelesaian penguasaan dalam rangka kawasan hutan pemerintah kabupaten Nias Barat bersama Balai Pemantapan Kawasan Hutan (BPKH) Wilayah I Medan dan Kepala Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Gunungsitoli di Ruang Afo Bappeda Jln. Onolimbu No. 3 Lahomi Kabupaten Nias Barat, Jumat (4/6/2021).
"Daerah Ulu Moro'ö sudah lama menjadi hunian bagi kami mulai dari zaman nenek moyang, kok tiba-tiba ditetapkan sebagai kawasan hutan lindung tanpa kami tahu menahu prosesnya," tegas Yosefo dengan suara lantang.
Yosefo menegaskan bahwa pihaknya bersama masyarakat Ulu Moro'ö siap mempertaruhkan jiwa raga demi mempertahankan wilayah tersebut tidak menjadi kawasan hutan lindung demi kepentingan masyarakat di wilayah itu.
Sementara itu, Akbar Sukma dari Balai Pemantapan Kawasan Hutan (BPKH) Wilayah I Medan mengatakan bahwa pihaknya akan memaksimalkan perubahan kawasan hutan lindung di Kabupaten Nias Barat.
"Harapan kita, ya daerah juga harus pro aktif, karena selama ini hal tersebut yang menjadi kendala," pungkas Akbar. (C-003)
