Gunungsitoli, Dinas Pendidikan Kota Gunungsitoli menyurati seluruh satuan pendidikan di wilayahnya agar melarang siswa membawa lato-lato di sekolah, Rabu (11/1/2023).
Menurut Kepala Dinas Pendidikan Kota Gunungsitoli Yafet K. Buulolo dalam surat tersebut lato-lato yang saat ini sangat digemari oleh anak-anak hingga dewasa dapat menimbulkan ketidaknyamanan orang lain, terganggunya proses belajar bahkan dapat berisiko fatal jika terkena orang disekitarnya.
Penelusuran corongnias.com, melalui wikipedia, Latto-latto adalah sebuah mainan berupa dua buah bola plastik berbobot padat keras dan permukaan halus yang diikat seutas tali dengan cincin jari di tengah. Permainan ini adalah jenis permainan ketangkasan dengan mengandalkan keterampilan fisik.
Mainan ini dimainkan dengan cara diayunkan baik secara lambat maupun secara cepat hingga saling berbenturan dan menghasilkan bunyi khas. Benturan dua bandul bola pada latto-latto yang mengeluarkan bunyi khas tersebut sebagai daya tarik yang membuat pemainnya ketagihan untuk mengulangi secara berulang-ulang. Permainan ini berasal dari Amerika Serikat dengan nama clackers balls toys pada akhir era 1960-an, dan kemudian kian populer pada awal era 1970-an
Sementara itu, menurut suara.com yang dipublikasikan pada Sabtu (24/12/2022) lato-lato memiliki manfaat positif seperti
menambah kepercayaan Diri; Melatih kemampuan dasar motorik; Melatih ketenangan pikiran; Melatih kesabaran; Melatih keseimbangan tubuh. (C-002)